Jumat, 12 Oktober 2018

Mau sampai kapan?

Deru

Jengah

Nafas

Arah

Ada kalanya kita harus menepi dari segala rutinitas
Meraih kembali makna bebas
Menemukan diri kita pada titik dalam detik tanpa batas
Sebab di antara semua penat akan selalu ada yang melintas

Tawa kecil di waktu lalu
Suap demi suap masakan ibu
Juga rentetan senyum yang membuat kita tertunduk malu

Waktu berubah, rindu melangkah, usia bertambah, begitu pula kisah

Cinta

Luka

Tangis

Tawa,

bergantian mendaur ulang rasa
Kita terjebak dalam gerak tanpa jejak
Dan hati ku sampai pada pertanyaan,
"mau sampai kapan?"

Pada akhirnya kita harus berhenti mengenang dan mulai bertualang
Meraih kembali makna pulang
Membawa diri kita
Pada rela atas semua yang hilang dan seluruh yang datang

Percaya, yang terlepas akan berganti, yang bertahan akan abadi
Karena raga bisa berpindah
Namun hati akan selalu menetap
Sudah saatnya pergi, hati ku layak dicintai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar